Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenapa Ada Penolakan Kepala Dusun Perempuan di Bantul?

image-gnews
Yuli Lestari, Kepala Dusun Pandeyan Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan spanduk penolakan terhadap dirinya yang dilemparkan di halaman rumahnya (TEMPO/Shinta Maharani)
Yuli Lestari, Kepala Dusun Pandeyan Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan spanduk penolakan terhadap dirinya yang dilemparkan di halaman rumahnya (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis perempuan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Politik Daerah Istimewa Yogyakarta mengecam penolakan Yuli Lestari, Kepala Dusun Pandeyan, Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta hanya karena dia perempuan.

Baca juga: Kata Sultan HB X Soal Penolakan Kepala Dukuh Perempuan di Bantul

Juru bicara Forum Komunikasi Perempuan Politik DIY, Renny A. Frahesty mengatakan penolakan kaepala dusun perempuan menggambarkan minimnya pemahaman tentang kesetaraan gender. Forum ini mendatangi Yuli di rumahnya sebagai bagian dari advokasi terhadap kepala dusun tersebut.

Yuli merupakan satu-satunya perempuan dari enam kandidat yang mengikuti proses seleksi perangkat desa 4 Mei 2019. Yuli mendapatkan nilai tertinggi menyisihkan lima calon laki-laki. Dia telah memenuhi serangkaian persyaratan dan dilantik sebagai kepala dusun setempat pada Jumat, 17 Mei 2019.

Menurut Renny, penolakan di tingkat warga menandakan program adil gender yang selama ini sudah banyak dijalankan belum cukup menekan kekerasan berbasis gender. Stereotipe terhadap perempuan masih kuat di tingkat rumah tangga “Literasi gender kurang dan prosesnya lambat,” kata Renny, Rabu, 22 Mei 2019.

Perempuan di pedesaan, kata dia, mengalami peminggiran dalam interaksi sosial. Renny mencontohkan perempuan kurang dilibatkan dalam rapat-rapat atau rembug desa. Jumlah perangkat desa perempuan juga masih jomplang dengan jumlah perangkat desa laki-laki.

Contohnya menurut Renny, jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) perempuan yang masih sedikit. Perangkat desa perempuan kebanyakan menempati posisi yang bukan pengambil kebijakan, melainkan sekadar pelaksana.

Renny melakukan otokritik terhadap organisasi-non pemerintah yang berjalan sendiri-sendiri sehingga pemahaman tentang keadilan gender belum tuntas hingga tingkat akar rumput. "Organisasi Non-Pemerintah belum menjadi gerakan yang menggarap isu ini secara bersama-sama. Contohnya NGO yang fokus pada isu anak, politik, perempuan bergerak sendiri-sendiri," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penolakan terhadap perangkat desa perempuan di Bantul bukan kali pertama. Tahun 2016, terjadi penolakan terhadap Kepala Dusun Kurahan II, Murtigading, Sanden. Diskriminasi menggagalkan Arlin Meila menjadi kepala dusun saat itu. Alumnus terbaik Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Yogyakarta itu tak dipilih Kepala Desa Sutrisno untuk memimpin Dusun Kurahan II, Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Bantul.

Baca juga: Yogyakarta Dicap Intoleran, Sultan HB X Keluarkan Instruksi Ini

Arlin mengikuti ujian seleksi calon kepala dusun (kadus) pada 5 Desember 2016 di kantor desa. Tim penguji berasal dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Ketika diumumkan pada 16 Desember, Arlin memperoleh nilai tertinggi mengalahkan tiga pesaingnya. Namun Kepala Desa Murtigading Sutrisno menghalangi Arlin untuk bisa membantu tugasnya sebagai kepala desa.

Sutrisno menyebutkan kepala dukuh perempuan berbeda dengan laki-laki. Misalnya, ia mencontohkan, jika ada warga yang meninggal pada dinihari. Menurut dia, kepala dusun perempuan belum tentu segera mengurusi. Menurut Sutrisno, naluri perempuan berbeda dengan laki-laki. Pada dinihari, perempuan berpikir dulu soal keamanannya. “Jam 01.00 dan jam 02.00 itu waktu rawan buat perempuan,” kata Sutrisno.

Sutrisno juga meragukan kemampuan Arlin yang masih berumur 23 tahun. Jadi kepala dukuh, kata dia, harus punya pengalaman. Ia menilai Arlin belum siap secara psikologis. Bagi Sutrisno, kemampuan intelektual nomor dua setelah kesiapan mental. Sutrisno lalu menawari Arlin menjadi staf kantor desa urusan teknologi informatika. Arlin menolak tawaran itu.

Sutrisno membantah menghalangi Arlin. Ia juga menampik tudingan bertindak diskriminatif. “Ini kehendak Allah,” katanya. Selain menganggap Arlin tak siap mental, Sutrisno mengklaim ada penolakan dari enam tokoh masyarakat setempat. Sutrisno menyebut satu per satu tokoh masyarakat yang menolak Arlin, di antaranya Zainuri, pegiat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Dusun Kurahan. Zainuri membantah tokoh masyarakat menolak calon dukuh perempuan. “Kami ketemu lurah hanya klarifikasi,” kata Zainuri.

Sutrisno akhirnya mengangkat Haryanto, yang nilai ujiannya persis di bawah Arlin, pada 30 Desember 2018 lalu. Alasannya, Haryanto lebih berpengalaman dan siap secara mental untuk memimpin dusun berpenduduk 500 orang yang sebagian besar petani dan buruh tani itu. Haryanto juga aktif di Karang Taruna dan pernah bekerja sebagai manajer hotel bagian makanan dan minuman.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

7 jam lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Respon PHRI DIY Pasca Bandara YIA Jadi Satu-Satunya Bandara Internasional DIY-Jateng

PHRI DIY merespon soal penetapan Bandara YIA sebagai bandara internasional satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.


Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

10 jam lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.


Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

1 hari lalu

Perayaan adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman pada 1-3 Mei 2024. Dok. istimewa
Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.


Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Benda berpendar cahaya kehijauan terekam melintasi langit Yogyakarta. Dok. Istimewa
Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang


Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

2 hari lalu

Acara halal bihalal syawalan Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek dilaksanakan di Diklat Kejaksaan Ragunan, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Istimewa
Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.


TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

Pengelolaan sampah organik di Dusun Petung Bantul Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.


Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

3 hari lalu

Pengunjung memadati event Halal Fair di Jogja Expo Center (JEC) yang digelar 3-5 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.


Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

4 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

4 hari lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.